Pendakian sendrian Gunung Api Purba
Pendakian kali ini
bukan melibatkan gunung yang tinggi dan curam seperti gunung-gunung lainnya.
Gunung api purba bisa dikatakan gunung untuk pemula dengan ketinggian sekitar
700 mdpl dengan durasi pendakian hanya 30 menit dari bascame, terletak di
gunung kidul Yogyakarta gunung ini termasuk popular untuk wisata keluarga atau
hiking sendirian maupun berkelompok.
Kali ini saya
mendaki gunung ini dengan sendirian untuk mendapat sunset yang pas di mata dan
memang pendakian kali di mulai pukul 15.00 sore hari dengan estimasi sampai
puncak pukul 16.00 sore hari, memang cukup lampat menurutku karena saya sendiri
cukup berjalan Santai sambil menikmati keindahan alam sekitar.
Dari sekian banyak
perjalanan yang says lalui dengan sendirian mungkin ini addalah perjalanan yang
menurutku sangat sacral dan membuat hati damai, karena gunung ini di kenal di
penduduk sekitar sebagai gunung pewayang yang di jaga oleh tokoh pewayangan
salah satunya yaitu pandawa. Makanya gunung ini berkesan damai dan tenang
karena memang suasananya cukup nyaman dan berkesan tidak membuat diri menjadi
gelisah. Dengan view yang indah dan pada puncaknya di suguhkan oleh hamparan
perbukitan gunung kidul yang luas membuat gunung ini sangan ramah untuk pemula
terutama untuk keluarga yang berniat mencari suasana yang tinggi dan mudah di
jangkau.
Oke mari kita bahas satu persatu
Pendakian Sore
Hari di Gunung Api Purba Gunungkidul: Menyendiri Menyapa Sunset
Gunung Api Purba Nglanggeran, yang terletak di Desa
Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, bukan sekadar
destinasi wisata alam. Bagi saya, tempat ini adalah ruang refleksi, tempat di
mana langkah kaki menyatu dengan detak jantung alam.
Saya dan Langkah Pertama Menuju Puncak
Sore itu, saya memutuskan untuk mendaki sendirian. Tidak ada
suara selain desir angin dan gemerisik dedaunan. Trek menuju puncak Gunung
Gedhe, titik tertinggi di Gunung Api Purba dengan ketinggian sekitar 700 mdpl,
terasa bersahabat. Jalan setapak yang dikelilingi pepohonan tinggi membuat saya
merasa seperti sedang menyusuri lorong waktu.
Setiap langkah membawa saya lebih dekat pada ketenangan.
Tidak ada distraksi, tidak ada percakapan. Hanya saya dan alam.
Sunset yang Menyentuh Jiwa
Sesampainya di puncak, saya disambut oleh panorama yang luar
biasa. Langit mulai berwarna jingga, matahari perlahan tenggelam di balik
perbukitan hijau. Saya duduk di atas batu besar, memandangi cakrawala yang
seolah berbicara dalam diam.
Sunset di Gunung Api Purba bukan sekadar pemandangan—ia adalah pengalaman spiritual. Saya merasa kecil, namun sekaligus utuh. Seolah semua keresahan yang saya bawa dari bawah gunung luruh bersama cahaya senja.
Refleksi Diri di Ketinggian
Mendaki sendirian bukan berarti kesepian. Justru di puncak
itu, saya menemukan versi terbaik dari diri saya. Saya belajar bahwa
kesendirian bisa menjadi teman, bukan musuh. Saya belajar bahwa keindahan alam
bisa menyembuhkan luka yang tak terlihat.
Gunung ini mungkin sudah tidak aktif secara geologi, tapi
bagi saya, ia tetap aktif membakar semangat dan ketenangan dalam hati.
Tips untuk Wisatawan yang Ingin Mendaki Gunung Api Purba
Sore Hari
• Waktu terbaik: Mulai pendakian sekitar pukul 15.30 agar
tiba di puncak sebelum sunset.
• Perlengkapan wajib: Sepatu trekking, air minum, senter
kepala jika turun setelah gelap.
• Keamanan: Meski
jalur relatif mudah, tetap berhati-hati terutama saat turun.
• Spot foto: Batu besar di puncak adalah tempat terbaik untuk mengabadikan
sunset.
Gunung Api Purba Nglanggeran bukan hanya tentang mendaki. Ia
adalah tentang menemukan. Dan sore itu, saya menemukan diri saya sendiri di
antara langit jingga dan angin senja.
Kalau kamu ingin merasakan ketenangan yang tak bisa dibeli,
cobalah mendaki sendirian. Siapa tahu, kamu juga akan berkata: “Di sini, saya
merasa hidup.”
Post a Comment for "Pendakian Gunung Api Purba Nglanggeran: Jelajahi Jejak Vulkanik Jutaan Tahun"